Mengenal Seksama Tentang Keputihan

HUMAS - RSUP Fatmawati

Tuesday, 11 June 2024 17:16 WIB

Responsive image

Gambar dari HUMAS RSUP Fatmawati

Pengertian keputihan / fluor albus / leukorea adalah : Lendir, duh tubuh atau cairan selain darah dari vagina yang dirasakan lebih sering atau lebih banyak dari biasanya atau dapat disertai bau, rasa gatal atau nyeri. Fisiologi cairan vagina > 1). Dipengaruhi oleh perubahan hormon estrogen (pubertas, kehamilan, kontrasepsi), siklus menstruasi, dan hubungan seksual. 2). Perubahan keseimbangan yang terjadi di vagina akan mengubah komposisi flora. 3). pH 4-4,5 Ciri keputihan normal : berwarna putih telur, creamy seperti susu , tanpa rasa gatal, lengket , jernih, tidak berbau. Ciri keputihan tidak normal : seperti jelly, berbau amis, terasa gatal tanda adanya infeksi, berwarna. Siklus menstruasi : 1). Hari 1 – 5 ? Pada awal siklus, cairan biasanya berwarna merah atau berdarah, karena tubuh melepaskan lapisan rahim. 2). Hari 6 – 14 ? Setelah menstruasi, biasanya keputihan sedikit. Saat telur mulai bekembang dan matang, lendir serviks akan menjadi keruh dan berwarna putih atau kuning, mungkin terasa lengket. 3). Hari 14 – 25 ? Beberapa hari menjelang ovulasi, lendir akan menjadi encer dan licin, mirip dengan konsistensi putih telur. Setelah ovulai, lendir akan kembali keruh, putih atau kuning dan mungkin lengket. 4). Hari 25 – 28 ? Lendir serviks menjadi lebih ringan dan lebih sedikit cairan sebelum mendapatkan menstruasi berikutnya. Penyebab keputihan karena infeksi : 1). Infeksi Jamur > Candida Albicans (vulvovaginal candidiasis). 2). Infeksi Parasit > : Protozoa-Trichomonas vaginalis (trichomoniasis). 3). Infeksi Bakteri > : bacterial vaginosis, chlamydia, gonorrhea.. 4). Akibat perubahan flora normal vagina & saluran reproduksi wanita. 5). Bukan penularan dari hubungan seksual : (bacterial vaginosis, candidiasis). 6). Penularan dari hubungan seksual :(trichomoniasis, chlamydia, gonorrhea). Penyebab keputihan karena non infeksi : 1). Bahan kimia atau iritan : seperti penggunaan cairan obat pada vagina misalnya pada penggunaan spermisida. 2). Allergi, hipersensitif dan dermatitis kontak. 3). Iritasi akibat alat kontrasepsi dalam Rahim. 4). Trauma: luka pada vagina atau serviks pasca persalinan, abortus, atau pasca kontak seksual. 5). Vaginitis atrofi (masa nifas, menopause). Cara mencegah keputihan : 1). Selalu mengeringkan daerah kewanitaan setelah buang air kecil. 2). Memakai celana berbahan katun, tidak memakai sabun pembersih daerah kewanitaan terlalu sering. 3). Secara rutin mengganti celana dalam, menggunakan celana dalam yang longgar dan tidak ketat sehingga dapat membantu proses sirkulasi udara pada daerah kewanitaan. 4). Dan tidak perlu menggunakan celana dalam di malam hari untik menjaga lingkungan daerah kewanitaan agar tidak lembab.